Oleh : Goen Mitoro
Hari ini, saya membaca status facebook sahabat saya. Dia bernama Sarinda Bartoyo (maaf, bukan nama sebenarnya). Nama tersebut artinya ‘Sabar Itu Indah’ dan ‘Sabar to yo’ (maksa banget sih). Statusnya seperti ini : “Aku dikira mengambil alih tugasnya. Tuhan tolong, apa yang harus kulakukan?”. Beberapa bagian dari status itu telah di-edit dan diperhalus untuk konsumsi publik (ceillee...).
Pernahkah teman-teman mengalami hal seperti yang dialami sahabat saya itu.
Bagi yang sudah pernah, tentu tahu bagaimana caranya harus bersikap bukan? Bagi
yang belum pernah, mungkin saja bilang “ih amit-amit deh!”
Dalam kehidupan ini, hal-hal seperti itu memang tak bisa kita hindari.
Bahkan hal-hal yang lebih buruk pun mungkin bisa saja terjadi terhadap kita.
Nah, bagaimana cara kita menghadapi dan menyikapinya?
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan bila menemui hal-hal seperti contoh
di atas. Cara pertama adalah : lari dan hindari. Yang kedua yaitu : hadapi
sebisa mungkin dengan cara apapun dan bagaimanapun. Nah, cara yang ketiga
adalah : hadapi dengan sabar. Selesaikan masalah atau perselisihan dengan hati
tenang dan pikiran jernih. Jangan mengedepankan emosi, apalalagi berniat ingin
melukai orang lain. Kalau emosi sudah bicara maka hal yang lebih buruk akan
terjadi.
Salah paham atau miskomunikasi antara teman kerja atau teman sekantor itu
adalah hal yang wajar. Selesaikanlah masalah antara teman kerja dengan cara
baik-baik. Jelaskan duduk perkaranya dan cari titik temu. Sadari kesalahan dan
kekeliruan masing-masing, kemudian minta maaf.
Keponakan saya, Bima yang duduk di kelas 2 SMP pernah kasih teka-teki sama
saya begini : “Kenapa anak anjing dan anak kucing sering bertengkar? Ayo om apa
jawabannya?” Tentu saja saya bingung dan menjawab sekenanya “Karena mereka
adalah musuh bebuyutan”. Sambil tertawa Bima berkata “Jawabannya salah om”.
Lalu saya balik bertanya “Apa dong jawabannya? Om nyerah deh!” Kemudian Bima
memberitahu saya jawabannya, “Namanya juga anak-anak, biarin aja, ntar juga
mereka baikan lagi.”
Teka-teki itu hanya sekedar lelucon saja, tapi cukup menonjok juga. Kalau
anak-anak bertengkar dengan temannya, tidak lama kemudian mereka sudah kembali
bermain bersama lagi. Namun bila orang dewasa yang berselisih paham atau
bertengkar, dendamnya setengah mati.
Kalau teman kerja membuat jengkel atau kesel, anggap saja itu sebagai
ujian dari Tuhan. Semestinya kita harus berterimakasih kepada teman kita itu. Karena
dia sudah dijadikan ‘alat peraga’ dalam ‘laboratorium’
kehidupan kita. Alat peraga yang menguji
praktek kesabaran kita. Wah lucu juga ya (ah biasa aja kok).
"Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (QS Al-Baqarah : 153).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar