Oleh : Agus Heru Pitoyo
Ternyata benar kata
orang-orang mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang
mementingkan diri sendiri...
Tapi kala ego itu muncul,
kadang kita dengan mudahnya bisa melupakan arti sejati dari persahabatan...
Sering pula kita harus
menelan pil pahit demi kebahagiaan seorang sahabat..
Apa yang kita alami demi
teman kadang-kadang sangat melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang
membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.
Persahabatan sering
menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan
itu bahkan bertumbuh bersama karenanya...
Persahabatan tidak terjalin
secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang ... Persahabatan
diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur, disakiti,
diperhatikan, dikecewakan, didengar, diabaikan, dibantu, ditolak, namun semua
ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian...
Seorang sahabat tidak
akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena
kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah
membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan
dengan tujuan sahabatnya mau berubah.
Proses dari teman menjadi
sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat
kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian,
pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia
berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh
sahabatnya. Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya,
karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.
Semua orang pasti
membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya.
Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga
yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.
Dalam
masa kejayaan, teman-teman mengenal kita ...
Dalam
kesengsaraan, sahabatlah yang akan mengenal kita ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar